Macet di Ibukota Jakarta
- Apa itu macet?
- Apa yang menjadi penyebab kemacetan?
- Apa dampak yang disebabkan oleh kemacetan?
- Kenapa kemacetan masih terjadi walaupun ada jalan tol?
- Bagaimana mengatasinya?
- Dan bagaimana catatan dinas perhubungan mengenai persentase yang menyebabkan kemacetan?
- Bagaimana perbandingan kemacetan di Jakarta yang merupakan ibukota Negara Indonesia dengan Ibukota Negara lain?
Apa itu MACET ?
Ketika kita mendengar kata “macet” kita sudah mengetahuinya dan kita akan menjawab Jakarta lah kota termacet yang kita ketahui. Hal ini telah menjadi hal yang sangat umum di telinga masyarakat. Entah bagaimana nanti jika kemacetan itu bertambah parah, dan daerah disekitar jakarta pun menjadi macet. Hal itu sangat sulit untuk dibayangkan. Kemacetan yang terjadi tidak terlepas dari kita sebagai masyarakat jakarta. Dan pembangunan di Jakarta semakin lama semakin meningkat sehingga lahan seperti rawa itu digunakan untuk pembangunan jalan sehingga konstruksinya tidak terlalu kuat. Banyak hal yang menyebabkan terjadi kemacetan itu sendiri.
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Itu adalah pengertian dari kemacetan menurut wikepedia. Menurut saya kemacetan adalah jika di jalanan mengalami penumpukan jumlah kendaraan dan menjadi terhambatnya lalu lintas di jalanan.
Kemacetan yang terjadi di Jakarta sering kali terjadi, dan hampir setiap hari kita melihat antrian panjang pengguna jalan dijalanan ibukota. Hal inilah yang membuat para pengguna jalan merasa risau dan sering mengeluh tapi inilah kenyataan yang terjadi bahwa Jakarta macet sangat luar biasa. Jika hal ini terus berlanjut dan semakin di perparah hal ini yang tak bisa dibayangkan. Jalanan Jakarta digunakan berbagai macam orang dengan kepentingannya masing-masing.
Apa yang menjadi penyebab kemacetan?
Menurut saya yang menyebabkan kemacetan adalah kendaraan yang melimpah, dan jalanan juga kurang memadai seperti jalanan rusak, jalanan yang berlubang, pembuatan jalan yang terlalu lama sehingga ada bagian jalan yang ditutup dan itu membuat jalan semakin sempit dan terjadi kemacetan, trotoar yang dipakai untuk berjualan sehingga pejalan kaki akan turun ke jalan untuk berjalan itu membuat kendaraan berhati-hati sekali dalam mengemudi dan pasar yang tumpah kejalan juga akan membuat kemacetan semakin parahhhh.
Dan dibawah ini adalah yang saya dapat dari beberapa wacana yang saya baca, dan beberapa diantaranya ada yang sama dengan pendapat saya. Kemacetan yang terjadi sangat sulit untuk diatasi, semakin lama semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan sendiri terutama mobil pribadi.
Banyak sekali penyebab terjadinya kemacetan di Jakarta antara lain :
- Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan.
- Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas.
- Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan.
- Ada perbaikan jalan.
- Bagian jalan tertentu yang longsor.
- kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.
- Pertumbuhan kendaraan yang semakin tinggi dan pembangunan jalan transportasi yang sangat lambat.
- Keadaan jalan raya yang rusak.
- Pemanfaatan ruang jalan untuk urusan yang bukan semestinya.
- Angkutan umum yang sembarang ngetem
- Faktor dari manusia itu sendiri, saling serobot dan tidak mau mengalah.
- Kerusuhan.
- Demonstrasi.
- Kereta
- Dan masih banyak lagi.
Disini masyarakat akan mengeluh tentang kinerja pemerintah dalam hal menangani kemacetan yang semakin tidak dapat dihindarkan, karena kinerja pemerintah lamban atau apapun. Sebenarnya jika kita sebagai warga negara yang baik akan mengerti dan merubah cara pikir kita, dan sebaiknya kita mendukung apa yang di lakukan pemerintah sebelumnya. Hanya saja pemerintah belum maksimal dalam menanggulanginya. Dan pemerintah harus membuat solusi yang tidak menimbulkan dampak negatif yang sangat besar.
Apa dampak yang disebabkan oleh kemacetan?
Menurut saya dampak yang akan terjadi karena kemacetan adalah ketika kita terburu-buru ke sekolah, ke kantor dan segala kepentingan yang lainnya. Jika kita terkena macet kita akan membuang waktu dengan sia-sia karena kemacetan yang terjadi dan akhirnya kita pun terlambat. Bisa juga karena kemacetan kita menjadi stres dan merasa sangat bosan dengan kemacetan yang selalu dihadapi setiap harinya, kemacetan juga membuat kendaraan membuang energi yang tidak perlu sebenarnya, dan juga pemborosan BBM.
Dan dibawah ini ada beberapa dampak yang saya baca di beberapa wacana, dan beberapa diantaranya membenarkan pendapat saya. Dan ternyata banyak hal dampak yang terjadi karena kemacetan, mungkin kita tidak akan tahu jika kita tidak membaca wacana dan mengalaminya. Sudah terdengar kalau kemacetan ini sangat meresahkan, namun apa yang mau dikata jika itulah yang terjadi di kenyataannya. Dan kita hanya bisa berharap jika pemerintah lebih serius menangani permasalahan kemacetan di Jakarta.
Kemacetan berdampak buruk karena :
- Merugikan masyarakat jakarta secara luas.
- Mengakibatkan stres masyarakat.
- Masyarakat menjadi sensitif dan individualistis.
- Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah.
- Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah.
- Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi.
- Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal.
- Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
Kenapa kemacetan masih terjadi walaupun ada jalan tol?
Menurut saya karena volume kendaraan yang sangat tumbuh sangat pesat dan tidak didukung dengan pertumbuhan jalan raya. Seharusnya pemerintah membatasi pembelian kendaraan yang diproduksi atau membuat jalan raya dengan memperhitungkan jumlah kendaraan yang ada pada saat ini.
Menurut artikel yang saya baca pemerintah harus menerapakan Electronic Road Pricing. Electronic Road Pricing merupakan langkah yang mengharuskan pemilik kendaraan membayar untuk melalui sejumlah jalan pada suatu area tertentu. Road Pricing yang sudah dikenal sejumlah negara maju, seperti Inggris, Swedia dan Singapura diterapkan untuk mendorong orang menggunakan respotasi publik daripada kendaraan pribadi.
Bagaimana mengatasinya?
Namun menurut saya hal (mengenai Electronic Road Pricing) itu akan dapat protes dari masyarakat dan mereka akan bilang itu sangat memberatkan para pengendara. Namun sebenarnya hal itu untuk menunjang masyarakat beralih ke angkutan umum. Dan sebaiknya pemerintah harus lebih tegas dalam memberi peraturan lalu lintas, dan pemerintah juga harus memperluas lahan untuk jalan raya dan bangun jalan yang khusus untuk angkutan umum untuk ngetem sehingga hal ini gak membuat jalanan menjadi lebih parah, dan pada intinya pemerintah harus membatasi pembatasan penjualan mobil pribadi dan memperluas jalan raya. Sehingga kemacetan sedikitnya dapat teratasi dengan hal itu.
Dibawah ini adalah cara untuk mengatasi yang saya baca dari beberapa wacana, dan beberapa ada yang membenarkan pendapat saya. Dan disini banyak sekali cara yang sebaiknya dipakai untuk mengurangi kemacetan, dan ini sangat membantu. Sebaiknya pemerintah juga mencari solusi yang tidak menimbulkan maslah-masalah baru yang lebih besar.
Cara untuk mengurangi kemacetan :
- Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan.
- Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.
- Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
- Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover.
- Mengembangkan inteligent transport sistem.
- Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.
- Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway.
- Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura.
- Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum.
- Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya.
- Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
- Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.
- Memperbaiki jalan yang rusak.
- Melarang penggunaan trotoar untuk berjualan dan pemerintah juga harus menyediakan mereka tempat berjualan agar mereka tidak kembali ke trotoar. Dan mengganggu pejalan kaki yang melintas.
Menurut suatu wacana ada 3 persoalan pokok :
- Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien, penambahan mobil pribadi jauh melebihi daya tampung jalan raya yang tersedia.
- Pengoperasian trans bus jakarta (bus way) yang tidak efisien, penyebabnya adalah kurangnya kuantitas armada dan kualitas pelayanan, kurang seriusnya penerapan dan maintenans.
- Terbatasnya lahan (ruang) jalan raya.
Solusi instan yang ditawarkan menangani 3 persoalan tersebut pada wacana tersebut adalah.
- Mengatur pemakaian mobil pribadi, menerapkan kebijakan 3 in 1 diseluruh jalan ibukota tanpa terkecuali dan kebijakan 5 in 1 di jalan protokol ibukota.
- Menambah kuantitas armada bus transjakarta atau memindahkan pengoperasian bus transjakarta ke jalur jalan tol dalam kota. Sehingga tidak ada lagi jalan tol dalam kota dan lahan jalan non tol semakin luas.
- Membangun jalan-jalan layang (flyover) baru sebanyak mungkin, cara yang paling efektif karena tidak perlu pembebasan tanah milik masyarakat.
Ada juga pendapat dari http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3914893
Mengenai cara mengatasi kemacetan di jakarta
- Pertama, coba setiap rumah, dibatasi mobil atau kendaraan yang akan keluar tiap harinya. Misalnya untuk mobil maksimal hanya boleh 1 mobil yang keluar dan untuk motor maksimal 2 motor yang keluar. Jika seperti pastinya akan sedikit mengurangi bentuk kemacetan di Jakarta atau daerah lainnya. Kenapa saya mengambil seperti itu, karna misal 1 mobil berisikan 4 orang dan setiap motor dinaiki 1 orang dan kalo 2 motor jadi jumlah 2 orang. Berarti total yang keluar dari 1 rumah ada 6 orang dan itu bisa mengirit jumlah kendaraan yang ada dijalan raya. Tapi yang saya lihat bertahun-tahun, 1 mobil biasanya cuman ada 2 orang (1 orang diantaranya supir). Malah ada 1 rumah yang setiap harinya keluar dengan 3 mobil. Yah bapaknya naik mobil pertama, isterinya naik mobil kedua dan anaknya naik mobil ketiga.
- Kedua, dibuat 3 in 1 disetiap jalan raya dimulai dari jam 6.30 – 10.30, tapi sistem ini harus benar-benar dilaksanakan dan jangan sampai pakai JOKI, karena itu percuma saja.
- Ketiga, sistem kereta api di Indonesia harus lebih ditingkatkan. Misalkan begini, kalo bisa lebih dibanyakin kereta AC EKONOMI dan para warga pada mau kok kalo semua kereta api dikasih AC dengan bayaran Rp. 5.500 tapi dengan pelayanan yang baik dan tidak desak-desakan kok. Adapun kalo ada orang yang tidak sanggup dengan bayar segitu, dibuatlah kereta ekonomi yang kualitasnya tidak kalah jelek. Misal dengan harga Rp. 1.500 per tiket, dibatasi para penumpang, jangan sampai penuh dan meluber sampe atas-atas gtu dan resikonya pun cukup besar. Dengan kata lain, kalo sistem kereta ditingkatkan kualitas dan ditambahkan, mungkin orang yang tadinya naik mobil atau motor, bisa beralih naik kerta asalkan sistem kereta kita mencontoh di japan sana.
- Keempat, Untuk para angkot / pun Bis Kota, tolong diharapkan jika menurunkan penumpang di halte atau jangan sembarangan aja, sampe-sampe ada larangan stop / dilarang parker aja masih nurunin disitu. Sebenarnya usut punya usut, hal ini terjadi bukan karna kesalahan bang supir, tapi kesalahan si penumpang.
- Kelima, Untuk pak polisi harus bener-bener berani NILANG dan JGN ADA KOMPROMI / damai kepada para pengguna lalu lintas yang melanggar dong. Bis ada beberapa oknum yang bisa damai gtu deh. Gw juga pernah termasuk orang seperti itu coz pernah sekali gue lewat jalan yang khusus mobil didaerah senayan gtu, tapi gue bener-bener ga tau jalan dan baru pertama kali lewat situ. Alhasil ketangkep basah dan gue bener-bener pasrah dan gue emang bener-bener keburu buru coz harus ke gelora bung karno u/ mengurus sesuatu event. Jujur aja waktu itu gw ngasih uang damai dan di dompet gue itu cuman ada 20 ribu dan itupun buat uang bensin motor dan gue dengan jujur katakan ke pak polisinya, pak saya pertama kali lewat sini dan ga tau jalan sama sekali dan saya ga lihat ada lambang rambu2 klo dilarang motor dijalur itu.
- Keenam, mohon fasilitas BUS WAY dijakarta ditingkatkan. Banyak orang yang mengeluh jika naik BUSWAY kaya naik kereta ekonomi juga yang sesak-sesakan bgt. Coba dibatasi untuk orang yang naik busway dan untuk orang yang hamil, wanita lansia / kakek kakek, di utamakan kasih duduk. Biasanya kan pada suka masa bodo dan siapa cepat dia dapet kan. Hmmm ilangin sifat kaya gini deh coba. Trus kalo bisa ditertibin kalo yg lewat jalur busway itu jangan ada yang lain, kan byk skrg lewat jalur busway kaya mobil pribadi dan motor. Percuma itu mah, malah jadi macet juga. Coba ditindak tegas yang kaya gtu dan misalkan Busway jalurnya tidak macet dan tidak desak-desakan, pasti orang memilih busway sebagai alat transportasi yang menurut dia nyaman. Padahal kita membuat busway itu niru dari Negara lain dan kok kenapa cuman setengah-setengah niru sistemnya.
Diatas adalah beberapa pendapat dari beberapa wacana yang saya temukan, dan masih banyak lagi wacana mengenai kemacetan. Sebenarnya kemacetan bisa diatasi dengan beberapa cara diatas yang menurut pendapat-pendapat mereka. Pendapat mereka sangat bagus, sehingga tidak pemerintah saja yang dikritik tapi pengguna jalannya juga harus dikritik karena kebanyakan orang selalu menyalahkan pemerintah, pemerintah sudah berusaha namun usahanya kurang maksimal sehingga terjadi kelambanan dalam pengerjaan semua persoalan. Belum lagi permasalahan dari bidang-bidang lain yang masih banyak, walaupun mereka mempunyai staf dibidang masing-masing namun juga butuh pengawasan yang sangat disiplin.
Dan bagaimana catatan dinas perhubungan mengenai persentase yang menyebabkan kemacetan?
Dalam catatan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2007, terdapat 77 lokasi kemacetan pada ruas-ruas persimpangan jalan utama. Pada jam puncak kemacetan, kecepatan rata-rata bus kota hanya mencapai 10-25 km/jam untuk pagi hari dan 7-24 km/jam pada sore hari. Pada tahun 2000, diperkirakan jumlah perjalanan penumpang per hari mencapai 8,4 juta orang, dimana sebanyak 49,7% penumpang menggunakan angkutan umum bus kota, 26% menggunakan kendaraan pribadi, 19,3% menggunakan sepeda motor; dan 4% menggunakan jenis kendaraan lainnya. Hanya 1% saja yang memanfaatkan moda kereta rel listrik/kereta api. (http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/wacana%20kemacetan.pdf)
Dibawah ini merupakan pendapat seorang pakar transportasi yaitu
Menurut Pakar Transportasi Dr.Techn. Ir. Danang Parikesit, M. Sc.(Eng), dampak secara ekonomi akibat kemacetan ini, begitu nyata. Bahkan menurut survey, Danang menyatakan, masyarakat Jakarta, akan menghabiskan 6-8%PDB untuk biaya transportasi. Padahal menurut standart Internasional, biaya transportasi dikeluarkan oleh seseorang, idealnya adalah 4% dari PDB.
Bagaimana pendapat Prof. Danang mengenai keadaan transportasi di Indonesia, khususnya di Jakarta?
Kalau kita lihat secara kinerja, kecepatan rata-rata orang melakukan kendaraan pribadi dengan tidak mencapai 15 km/jam , kita sudah tidak kompetitif lagi. Thailand kin, sudah mencapai 18 km/jam, Tokyo 20-22 km/jam.
Mengapa dikatakan tidak kompetitif?
Karena, akibat kemacetan ini, sejumlah kerugian akan melanda. Salah satunya adalah kerugian secara ekonomi. Bahkan jika dikalikan setahun, kerugian secara ekonomi bisa mencapai trilyunan rupiah. Dan, ternyata menurut survey per okober kemarin, kita menghabiskan 6-8% PDB untuk biaya transport. Ini angka yang besar. Bahkan standart internasional saja, hanya 4%.
Lalu, bagaimana penyelesaian kemacetan di Jakarta ini?
Kalau bicara tentang menyelesaikan transportasi, harus dipastikan orang yang ada di dekat Jakarta misalnya Jabodetabek, mengalami kemajuan. Misalnya dalam kurun waktu 5-10 tahun, kecepatan tempuh meningkat dari 13 km/jam menjadi 18 km/jam. Tapi di Jakarta khususnya, tidak ada progress, dulu macet, sekarang tambah macet. Salah satu sebabnya adalah arus urbanisasi semakin lama semakin bertambah.
Dan, kecenderungannya adalah, mereka memiliki mobilitas yang tinggi. Mengingat kendaraan massal kurang memadai maka, mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Inilah salah satu sebab, kemacetan, setiap hari bertambah.
Apa skema yang tepat, untuk mengurai kemacetan ini?
Perjalanan tiap hari di Jakarta mencapai 40 Juta. Dari 40 juta perjalanan, 56% menggunakan angkutan massal, dan 44% menggunakan kendaraan pribadi. Dimana, untuk pengguna angkutan missal terbagi menjadi, 3% menggunakan KRL, 3% menggunakan transjakarta, dan 50% menggunakan bis non transjakarta dan KRL. Jika hal ini terus dibiarkan, saya khawatir kondisi di Jakarta akan semakin parah, karena masyarakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Diatas merupakan pembicaraan seorang pakar transportasi mengenai kemacetan yang menimbulkan kerugian ekonomi. Ternyata kemacetan sangat merugikan dalam bidang ekonomi, dengan kerugian seperti itu apa semua pihak tidak berfikir untuk mengatasi kemacetan yang terjadi dan membuat semua pihak terselamatkan dari kerugian yang ditimbulkan kemacetan.
Kemacetan juga membuat polusi udara tercemar gas-gas kimia yang terdapat didalam mesin mobil itu sendiri, sehingga secara tidak langsung kita menghirup udara kotor yang ada diudara. Banyak sekali kerugian yang kita dapatkan dari kemacetan yang bermula dari lalu lintas bisa berhubungan dengan ekonomi, kesehatan dan mungkin masih banyak lagi yang belum saya ketahui. Setidaknya kita semua tahu dengan kemacetan ini kita mendapat kerugian yang sangat besar pada diri kita sendiri dan semua pihak. kita menunggu pemerintah untuk bertindak dalam hal ini, semoga pemerintah sadar akan hal ini dan mulai bergerak semakin cepat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi.
Bagaimana perbandingan kemacetan di Jakarta yang merupakan ibukota Negara Indonesia dengan Ibukota Negara lain?
Kemacetan di Australia
Australia merupakan negara maju yang tidak terhindar dari kemacetan, dan banyak sekali upaya yang dilakukan pemerintah Australia salah satunya dengan memperluas area jalan raya. Dan pemikiran orang Australia juga berbeda dengan pemikiran orang Indinesia, mereka berfikir bahwa tidak hanya mobil yang menjadi kendaraan terpenting. Dan mereka berfikir jika memperluas jalan raya mereka akan menebang pohon yang ada dan mereka juga berpendapat lebih baik perbanyak angkutan umum saja. Mereka berfikir layaknya masyarakat maju.
Pembangunan jalur kereta api tidak dapat mengejar laju kecepatan pembangunan dalam perluasan daerah perkotaan. Oleh karena itu, banyak orang Australia pergi ke tempat kerja pada pagi hari dan pulang kerja di sore hari dengan menggunakan mobil. Kebanyakan keluarga Australia mempunyai mobil, dan jumlah pemilikan mobil yang tertinggi adalah di daerah pinggiran kota.
Lalu lintas macet di jalan raya yang lama
Asian Field Study Centres
Gambar 8.14: Lalu lintas macet di jalan raya yang lama
Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah di kota-kota besar di Australia. (Lihat Gambar 8.14) Ketika orang pergi atau pulang dari bekerja, banyak jalanan yang penuh dengan lalu lintas. Keadaan ini serupa dengan di Jakarta. Ada beberapa gagasan untuk memecahkan masalah ini. Salah satunya adalah dengan membangun lebih banyak jalan raya dan jalur mobil. (Lihat Gambar 8.15) Dengan membangun lebih banyak jalan dan jalur mobil, berarti bahwa harus ada gedung-gedung yang dirobohkan dan pohon-pohon yang ditebang. Hal ini juga berarti bahwa akan ada lebih banyak orang yang mungkin ingin menggunakan mobil sebagai alat angkutan.
Lalu lintas yang berjalan lebih lancar di jalur motor
Asian Field Study Centres
Gambar 8.15: Lalu lintas yang berjalan lebih lancar di jalur motor
Tidak semua orang Australia setuju bahwa kita memerlukan mobil untuk angkutan; ada yang mengatakan bahwa akan lebih baik jika terdapat lebih banyak angkutan umum, seperti kereta api, bis, trem, dan kapal tambang. Jalur kereta api telah dibangun di atas lahan yang memang disediakan untuk itu. Jadi, kereta api tidak perlu berebut jalur dengan mobil di jalan raya. Trem dan bis biasanya menggunakan jalur jalan raya yang sama dengan jalur untuk mobil sehingga menambah kemacetan di jalan raya. Beberapa orang berpendapat bahwa jalan kereta api bawah tanah adalah cara yang terbaik untuk menyediakan angkutan, karena suaranya tidak bising dan tidak menggunakan jalur di atas tanah yang sangat diperlukan tersebut.
Kemacetan di New York
Kawasan Midtown, New York, Amerika Serikat akan memiliki teknologi pengurai macet yang memungkin orang mengetahui waktu dan lokasi kemacetan. Walikota Michael R. Bloomberg juga mengatakan teknologi tersebut juga bisa mengubah sinyal lampu lalu-lintas setiap kali dibutuhkan.
Teknologi yang menelan biaya 1,6 juta dolar tersebut memanfaatkan teknologi nirkabel untuk mengumpulkan data lalu lintas dari sensor-sensor gelombang mikro, kamera video, dan alat bayar elektronik yang tersebar di 23 persimpangan di 110 blok di Midtown.
Data yang terkumpul digunakan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang lalu lintasnya bermasalah. Dari sana mereka bisa mengubah durasi lampu lalu-lintas agar sesuai dengan kebutuhan di jalan raya. Jika lalu-lintas padat, komputer akan menyarankan pertambahan durasi lampu merah, dan petugas hanya perlu memberi persetujuan dengan menekan tombol "OK".
Data yang sama juga akan digunakan untuk pembuatan aplikasi bagi perangkat bergerak, seperti ponsel atau komputer sehingga pengguna jalan mengakses informasi jalan raya melalui perangkat yang mereka bawa. "Saya tidak ingin warga berpikir bahwa mulai besok tidak akan ada lagi kemacetan," kata Bloomberg. "Tapi kita bisa memperbaikinya. Butuh waktu untuk memperbaiki sistem.”
Midtown memang sangat membutuhkan teknologi pengurai kemacetan. Bloomberg memperkirakan kemacetan yang terjadi di hari Senin mengakibatkan kerugian ekonomi kota sebesar 13 miliar dolar.
Komisioner transportasi kota Janette Sadik-Khan mengungkap bahwa New York adalah kota pertama yang menggunakan teknologi ini untuk mengurai kemacetan. Uji coba akan dilakukan dalam enam bulan mendatang menggunakan data GPS yang dikumpulkan dari taksi. Data tersebut digunakan untuk menghitung waktu tempuh ke berbagai tempat tujuan.
kemacetan di Beijing China
Kadangkala kita beranggapan bahwa kota jakarta adalah kota yang sangat super macet,hal ini disebabkan karna kita belum mengetahui bagaimana keadaan negara-negara lain di luar sana,sehingga kita langsung mengambil kesimpulan bahwa jakarta adalah kota termacet di dunia.
Tapi apakah kalian semua tahu, bahwa ternyata ada kota yang lebih macet dari jakarta , ternyata masih banyak sekali kota-kota yang lebih macet dari jakarta.bahkan ada lebih dari sepuluh kota, berikut kami tampilkan daftar 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan survey badan tata kota negara internasional:
· Tokyo Jepang
· Los Angeles Amerika Serikat
· Sao Paulo, Brazil
· Bangkok, Thailand
· Moscow, Russia
· Shanghai, China
· Mumbai , India
· Mexico, Mexico
· New York, USA
· Seоul, Korea
Nah sekarang kita sudah tahu kan bahwa masih banyak negara yang mempunyai masalah kemacetan yang sulit diatasi dan semakin hari semakin memburuk saja karena jumlah kendaraan yang kian hari kian bertambah hal ini tentunya membuat sebagian besar penduduk perkotaan bertambah stress karena harus dapat mengatur waktu ditengah kondisi kemacetan yang semakin parah.
Kita dapat bernapas lega tentunya karena jakarta bukanlah termasuk sepuluh besar kota termacet didunia, akan tetapi hal itu hendaknya tidak membuat kita melupakan untuk tetap mengatasi permasalahan itu yang seperti bom waktu saja dan kita juga selayaknya tidak melupakan bahwasanya masih banyak permasalahan yang cukup pelik dan sampai saat inipun masih belum bisa teratasi oleh pemerintah.
Ada sedikit berita bagus nih, berita ini datangnya dari negara dengan penduduk terpadat didunia merekapun sampai saat ini masih berjibaku dengan permasalahan yang sama dengan kita yaitu kemacetan lalu lintas.
Beijing - Tidak hanya di Indonesia, di negara dengan kemajuan industri otomotif yang pesat saat ini, yaitu China, kemacetan pun menjadi salah satu masalah yang membuat pemerintahnya tidak bisa tidur nyenyak.
Karenanya, ide-ide gila harus berani dilontarkan agar bisa dijadikan solusi jitu dari kemacetan. Dan ruang yang terbatas menjadi penyebab terbesar dari kemacetan.
China coba mengembangkan sebuah transportasi massal yang efektif, bisa mengangkut banyak orang sekaligus, tapi tidak memakan jalan bagi kendaraan-kendaraan lain, seperti busway di Jakarta.
China akan membuat sebuah bus mengangkang, sehingga bagian kolongnya bisa dilalui kendaraan lain.
Shenzhen Huashi Future, sebuah perusahaan parkir di China telah membuat proposal untuk membuat sebuah bus mengangkang tersebut yang mereka sebut 'Three Dimensional Fast Bus'.
Seperti dilansir The Huffington Post, Jumat (6/8/2010) desain bus ini sangat unik. Yakni memiliki kolong yang tinggi, bagian bawahnya bisa dilalui kendaraan lain.
Sehingga, tinggi bus yang mirip kereta ini bisa mencapai 4-4,5 meter dari permukaan jalan, dengan roda yang ditempatkan pada kedua sisi jalan raya, sehingga tidak menganggu fasilitas jalan raya.
Dan bila Anda menganggap ini hanya sebuah khayalan dari perusahaan Shenzhen Huashi Future, Anda salah. Karena pembangunan infrastrukturnya akan dimulai akhir tahun ini di kabupaten Mentougou di Beijing.
Menurut Shenzhen Huashi Future, pembangunan infrastruktur bus ini akan memakan waktu satu tahun dan taksiran biayanya mencapai 500 juta yuan atau US$ 73 juta.
Bus ini bisa menampung 1.200 sampai 1.400 penumpang, dan hanya menggunakan listrik atau tenaga surya dengan kecepatan hingga 60 km per jam, dan kehadirannya diharapkan dapat membantu mengurangi kemacetan sekitar 20 hingga 30 persen.
Kesimpulan dari pembicaraan ini adalah :
Diatas merupakan daerah-daerah di Negara lain yang mengalami masalah yang sama yaitu kemacetan. Meskipun di Negara maju ataupun berkembang masalah utama yang dihadapi adalah kemacetan. Ini karena pertumbuhan volume kendaraan yang sangat pesat dan tak terkendali sehingga baik pemerintah pusat ataupun daerah sudah berusaha untuk mengatasi kemacetan namun sampai saat ini masih saja terjadi kemacetan.
Disini bukan pemerintah saja yang harus berusaha dengan keras kita juga harus sadar akan suasana kemacetan yang parah sehingga kita tidak menerobos lampu merah, naik motor di trotoar, angkot tidak ngetem sembarangan, berjualan juga tidak boleh sampai menggannggu jalan raya, dan masih banyak lagi kesadaran yang harus kita terapkan. Seperti warga Australia kendaraan tidak hanya mobil pribadi saja, namun angkutan umum juga merupakan kendaraaan yang sangat penting untuk berpergian.
Dan pemerintah sebaiknya juga memperbaiki alat transportasi umum yang rusak, dan selalu mengawasi angkutan umum mana yang tidak layak pakai kembali sehingga para penumpang merasa nyaman menggunakan angkutan umum itu sendiri. Jika pemerintah tidak memperbaikinya para penumpang pun enggan memilih angkutan umum. Dan beralih menggunakan mobil sendiri walaupun macet. Dan harpn kita tetap sama walaupun akan lama mengatasinya mudah-mudahan pemerintah berhasil mengurangi kemacetan yang terjadi.
REFERENSI
http://www.dfat.gov.au/aii/publications/bab08/index.html http://www.indosiar.com/fokus/75286/kemacetan-kota-jakarta-perlu-erp
0 komentar:
Posting Komentar