Operator, Jangan Buru-buru 4G LTE

Shutterstock
Menara base transceiver station (BTS)
KOMPAS.com - Sejauh ini ketiga operator telekomunikasi terbesar Indonesia, Telkomsel, XL dan Indosat, sudah meresmikan layanan 4G LTE komersial mereka. Ketiganya melakukan itu di Desember 2014. Meski demikian, ketiganya memiliki keunikan masing-masing saat meluncurkannya. Telkomsel yang paling pertama mau tidak mau terlihat paling siap, apalagi karena layanannya sudah dihadirkan di ibukota (Jakarta) dan Bali. 
Pemilihan kedua kota itu, menurut pihak Telkomsel saat peluncurannya, adalah di lokasi yang telah diidentifikasi memiliki lalu-lintas data tinggi.Tetapi XL Axiata juga tidak kalah lihai, operator ini bagai muncul dengan strategi 'mengepung kota' dan menghadirkan 4G LTE di Jogja, Medan serta Bogor. Sedangkan untuk Jakarta, XL mengatakan baru merencanakan hadir di Ibukota pada 2015. Sejauh ini, XL Axiata masih ujicoba saja di Jakarta. Nah, Indosat yang paling terakhir mengumumkan 4G LTE-nya memiliki area yang terbilang sempit. Hanya di Jakarta, dengan area dari RRI sampai Dukuh Atas. Namun, Indosat juga berjanji akan hadir di wilayah yang lebih luas, termasuk Jogja dan Bali, dalam waktu dekat.

1800 atau 900 Mhz?

Satu hal yang rupanya dirasa mengganjal adalah digelarnya 4G LTE di 900 MHz. Seperti disampaikan CEO Indosat, Alex Rusli, 900 MHz dirasa belum optimal karena kecepatannya masih lambat. "Speed-nya lebih pelan dari 3G, malu Bos," kata Alex . Pihak XL juga senada dengan Alex mengatakan bahwa kecepatan yang lebih akan dicapai jika 4G LTE bisa digelar dengan memanfaatkan 900 MHz bersamaan 1800 MHz, dikenal juga dengan istilah agregasi. Tetapi, ada pendapat yang berbeda dari pihak Telkomsel. Hal ini disampaikan Juharmo, Vice President LTE Engineering Telkomsel, di sela-sela 4G LTE Carnival, yang diadakan Telkomsel di Senayan City, 19-21 Desember 2014 lalu.

Menurut Juharmo, frekuensi 900 MHz saat ini sudah teknologi netral. Sedangkan, 1800 MHz sebagai teknologi netral baru dijanjikan akan rampung di kuartal pertama 2015. Teknologi netral artinya, pemegang lisensi frekuensi itu bisa memanfaatkannya tanpa terbatas pada teknologi tertentu, mulai dari 2G, 3G atau 4G LTE. Secara teknis, Juharmo juga mengatakan bahwa 900 MHz memiliki jangkauan lebih luas. "Untuk membangun luas area yg sama, 900MHz hanya membutuhkan 40 sampai 50 persen jumlah site, jika dibandingkan dengan site 1800MHz," ujarnya. Hal itu tentunya menguntungkan bagi operator karena terkait dengan investasi infrastruktur seperti menara telekomunikasi dan Base Transceiver Station (BTS). 
Juharmo mengakui bahwa menggabungkan frekuensi rendah (sepeti 900 MHz) dengan frekuensi tinggi (1800 MHz) adalah ideal. Ia menegaskan hal ini bukan pilihan antara 900 MHz atau 1800 MHz, tapi keduanya harus saling mendukung. "Low frequency band untuk coverage, sedangkan high frequency band untuk capacity," ujarnya. Di sisi lain, ketersediaan perangkat untuk 900 MHz pun dikatakan sudah cukup banyak. Sekitar 60-70 persen perangkat LTE di Indonesia sudah mendukung frekuensi tersebut. Soal perangkat ini juga sedikit banyak telah diakui Head of Network Planning XL Axiata, Rahmadi Mulyohartono, saat peresmian 4G LTE XL. "Kalau untuk mencapai kecepatan 250 Mbps, handset-nya juga harus memakai yang mendukung 4G LTE kategori atau Cat-6," ujar Rahmadi waktu itu.

Jangan 'Menara Gading'

Tentunya, hal utama yang perlu jadi pertimbangan adalah kepuasan pelanggan. Sejauh ini 4G LTE baru digelar di tempat terbatas, dengan pelanggan yang bisa menikmatinya pun terbatas pula. Seperti disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, akan tidak elok jika 4G LTE digelar terburu-buru dengan ekosistem yang belum siap benar. Secara teoritis, 4G LTE bisa lebih cepat dengan agregasi ke 1800 MHz. Tetapi jangan sampai hal itu digelar saat perangkatnya belum siap, sehingga pada akhirnya yang menikmati hanya kalangan tertentu saja. Jauh lebih baik jika operator telekomunikasi saat ini mempertimbangkan pemerataan akses, daripada memburu "proyek menara gading". 

Analisis : keberanian 3 operator ini dapat diacungi jempol, semoga langkah ini langkah pertama untuk memperoleh kecepatan dalam penggunaan internet. Di harapkan jaringan 4G LTE ini dapat membantu konsumen saat menggunakan jaringan tersebut sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat dengan mudah terselesaikan. Dan tidak ada konsumen yang mengatakan jaringannya lelet atau sinyal tidak ada.

Ribuan Situs Wordpress Diserbu Malware Misterius


KOMPAS.com - Sebuah peneliti keamanan internet melaporkan sebuah malware misterius telah menginfeksi lebih dari 100.000 situs web yang menggunakan platform web Wordpress. Malware itu disebut sebagai Soaksoak.ru, merujuk pada nama domain tempatnya berasal. Akibat infeksi malware yang menyasar pengunjung situs web ini, saat ini tercatat sekitar 11.000 situs web berbasis Wordpress telah diberi label berbahaya oleh Google.
Situs yang terinfeksi Soaksoak akan menjalankan sebuah kode serangan setiap kali halaman web-nya dikunjungi. Kode ini mengarahkan pengunjung halaman web untuk mengunduh muatan berbahaya dari sebuah situs berdomain negara Rusia,www.soaksoak.ru. Para peneliti dari Sucuri, perusahaan yang bergerak dalam pengamanan server web, belum menemukan bagaimana ribuan situs berbasis Wordpress bisa terinfeksi Soaksoak. Dugaan sementara, malware itu masuk melalui celah sebuah plug-in bernama Slider Revolution atau RevSlider.
“Masalah terbesarnya adalah RevSlider merupakan plug-in premium, ini bukan sesuatu yang bisa diperbarui dengan mudah oleh siapa saja dan justru menjadi bencana bagi pemilik situs web,” ujar pihak Sucuri, seperti dilansir KompasTekno dari ArsTechnica, Selasa (16/12/2014). Beberapa pemilik situs web, menurut Sucuri, bahkan tidak menyadari mereka memiliki plug-in tersebut. Ini karena plug-in itu telah dikemas dan dibundel ke dalam theme yang mereka gunakan.  "Saat ini kami sedang menangani ribuan situs dan ketika bicara dengan klien kami, banyak yang tidak menyadari keberadaan plugin tersebut dalam situs web mereka,” kata pihak Sucuri. Sampai berita ini diturunkan, Automattic sebagai pihak di balik Wordpress belum mengeluarkan komentar apapun terkait hal ini.

Analisis : Dalam melakukan pencarian tugas atau apapun itu, harus berhati-hati. Dengan adanya malware kita tidak bias leluasa mengunjungi website mana pun. Setidaknya dengan berita ini akan meningkatkan kewaspadaan kita dalam menghadapi malware yang sulit terdeteksi  


Internet Indonesia Paling Aman Ke-13 Dunia


KOMPAS.com - Indonesia berada di peringkat ke-13 dalam daftar indeks keamanancyber global. Daftar yang dirilis International Telecommunication Union (ITU) dan ABI Research tersebut meliputi 193 negara di dunia. "Dari sekitar 193 negara yang di ukur tingkat keamanan cyber-nya oleh badan telekomunikasi dunia atau ITU, Indonesia menempati peringkat ke-13," kata Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) Rudi Lumanto di Jakarta, Kamis (11/12/2014). Ia mengatakan wakil Asia yang masuk dalam peringkat lima terbaik dunia hanya Malaysia, yang menduduki peringkat ketiga bersama Australia atau hanya satu peringkat di bawah Amerika dan Kanada.
Malaysia bahkan sanggup mengalahkan Jepang dan Korea dalam penilaian ini. "Ada lima komponen utama yang dinilai dalam indeks ini yaitu ukuran legal, ukuran teknis, ukuran kelembagaan, peningkatan kapasitas, dan kerja sama," katanya. Ia menjelaskan, penilaian legal meliputi kelengkapan regulasi terkait kejahatan cyber dan ukuran teknis antara lain dilihat dari ada tidaknya organisasi semacam CERT/CIRT/CSIRT beserta standar dan penerapannya.
Rudi melanjutkan, ukuran kelembagaan dilihat dari kebijakan terkait kelembagaan, peta jalan pengelolaan, badan atau lembaga yang bertanggung jawab dan tolok ukur nasional sementara peningkatan kapasitas dilihat dari ada tidaknya pengembangan standar, sumber daya manusia terampil, sertifikasi profesional, dan sertifikasi kelembagaan. Sementara ukuran kerja sama dinilai dari ada tidaknya kerja sama dalam negeri, kerja sama antar-lembaga, kerja sama swasta dan pemerintah serta kerja sama internasional. Di Indonesia, ID-SIRTII juga merilis laporan tahunan keamanan cyber dalam acara National Security Day di Bandung pada November 2014.
"Sejumlah ruang lingkup itu seperti jumlah serangan cyber dan karakteristiknya di Indonesia, kegiatan pembangunan CERT, kegiatan peningkatan kapasitas dan kegiatan kerja sama, yang semua ini hanya masuk dan berkontribusi pada tiga ukuran Global Cyber Security Index," katanya. Menurut laporan tahunan ID-SIRTII tersebut, Indonesia yang mendapat serangan cyber lebih dari 42 juta sepanjang 2014 dan berisiko besar terkena dampak keamanan cyber yang lemah.

Analisis : Walaupun hanya di urutan ke-13 setidaknya kita tidak berada diperingkat ratusan, namun dengan adanya review ini kita dapat meningkatkan keamanan jaringan computer yang lebih baik. Sehingga dapat mengurangi serangan cyber yang menyampai 42 juta serangan sepanjang tahun ini. Di harapkan Indonesia akan menjadi lebih baik lagi dalam keamanan terhadap cyber.


1 komentar:

Terima kasih,Artikel nya sangat membantu
Silahkan
Kunjungi website kami

Posting Komentar

Universitas Gunadarma

Populer Post